EVALUASI PROGRAM LELE CENDOL DAN KAMPUNG SAYUR DI KOTA YOGYAKARTA
Main Article Content
Abstract
Latar Belakang: Dalam upaya pengentasan kemiskinan Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan berbagai macam program. Salah satu contoh program yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah budidaya lele cendol dan kampung sayur. Budidaya lele cendol adalah budidaya lele menggunakan buis beton sebagai media kolam. Kampung sayur adalah menanam aneka sayur dengan memanfaatkan lorong-lorong gang di permukiman atau di lorong- lorong jalan.
Tujuan Penelitian: untuk mengevaluasi program serta kendala dalam pelaksanaan program lele cendol dan kampung sayur di Kota Yogyakarta tahun 2019.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research). Penelitian dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan kendala untuk melihat masalah pokok (diagnosing) kemudian menyusun rencana tindakan yang tepat (action planning) dilanjutkan melakukan tindakan (action taking) serta evaluasi. Subyek penelitian adalah 32 lurah dan 275 orang budidaya lele cendol dan 28 orang budidaya kampung sayur di setiap kelurahan. Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif.
Hasil Penelitian: Kendala dalam program lele cendol adalah pemasaran, pakan mahal, bibit kurang bagus, dalam perawatan banyak kematian, pengetahuan kurang, penyakit lele, musim atau cuaca, pengolahan limbah dan bau, masalah air, SDM dan pembagian waktu. Kendala dalam program kampung sayur yaitu SDM, hama tanaman, biaya air, pembagian waktu, kurang minat dan motivasi. Kendala untuk program lele cendol dan kampung sayur adalah masih belum ada pendampingan dan bimbingan teknis secara rutin. Menyusun rencana tindakan yang tepat yaitu membuat dua agenda pelatihan. Melakukan tindakan yaitu penyuluhan atau sosialisasi tentang manajemen pakan dan pengolahan lele disertai dengan demonstrasi pembuatan pakan lele dan abon lele. Evaluasi program dapat dilihat dari aspek input : sudah pernah mengikuti pelatihan lele cendol (94,2%) dan pelatihan kampung sayur (92,9%). Ketersediaan sarana buis, benih lele, pakan, bibit tanaman dan pupuk
organik sudah mencukupi (100%). Anggaran operasional belum tersedia untuk program lele cendol (94,9%) dan kampung sayur (57,1%). Aspek proses : Program lele cendol (60,7%) tidak membuat rencana program kerja sedangkan pada program kampung sayur yang membuat program kerja (78,6%). Pelaksanaan terdiri dari pembesaran bibit yaitu lele ukuran benih lele 6-7 cm (79,3%) dan pemberian pakan lele yang dilakukan 2 kali sehari (91,3%). Program kampung sayur menanam dengan berbagai macam bibit 5-10 bibit tanaman (60,7%) dan panen 1-2 kali sebulan (78,6%). Supervisi dan bimbingan teknis : belum dilakukan untuk program lele cendol (90,2%) dan program kampung sayur (85,7%). Aspek output
: Jumlah lele yang dipanen dalam sekali panen 0-499 ekor (94,5%), waktu pembibitan sampai panen membutuhkan waktu 2-3 bulan (80,7%), jumlah lele dalam 1 kg terdapat 8-10 ekor (81,1%). Bibit tanaman yang hidup 0-199 bibit (71,4%), jumlah sayur yang dipanen dalam satu kali panen 0-10 kilo (85,7%), pemanfaatan hasil panen sayur dikonsumsi dan dijual (60,7%). Aspek outcome : jumlah lele yang dipanen dan layak jual 0-62 kilo (84%), hasil panen lele Rp. 20.000-Rp1.240.000 (65,4%). Sayur yang dipanen dan layak jual 11-20 kilo (46,4%) dan hasil panen sayur sebagian besar tidak dijual (35,7%).
Kesimpulan : Perlu tindak lanjut dan perbaikan dari hasil evaluasi pelaksanaan program lele cendol dan kampung sayur di Kota Yogyakarta tahun 2019
Saran dan rekomendasi : Jangka pendek: mengumpulkan pembudidaya lele yang sukses dan dimintai kesediaannya membantu pembudidaya lele cendol yang masih belum berhasil. Jangka menengah: membuat kordinasi pembuatan pakan mandiri. Jangka panjang: membuat koperasi bagi pembudidaya lele cendol
Kata Kunci: evaluasi program, lele cendol, kampung sayur