GAMBARAN PENGETAHUAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DAN SIKAP PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA PADA TOKOH MASYARAKAT SERTA KADER KESEHATAN LANSIA DI KELURAHAN WIROBRAJAN YOGYAKARTA Indonesia

Main Article Content

Ginanjar Zukhruf Saputri
Akrom
Dwi Utami
Yunita Firdha Kyswantoro
Adinda Puspa Agita
Athiyah Najelita

Abstract

ABSTRAK


Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data 3 dekade terakhir menunjukkan peningkatan kasus PTM sebesar 69% dari 39% pada tahun 2017, berupa penyakit stroke, ischemic haert disease, dan diabetes melitus. Prevalensi kejadian PTM masih cukup tinggi pada populasi lansia. Adanya Posyandu Lansia menjadi salah satu upaya dalam pendampingan dan monitoring kesehatan lansia. Namun demikian pelaksanaan posyandu lansia masih belum bisa secara berkala dan monoton pada beberapa wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan posyandu lansia, mengetahui gambarab pengetahuan tokoh masyarakat maupun kader kesehatan terkait PTM, serta sikap pemanfaatan posyandu lansia di area Wirobrajan Yogyakarta.


Penelitian menggunakan mix metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif melalui FGD (Forum Group Discussion) bersama tokoh masyarakat dan kader posyandu lansia untuk menggali faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan posyandu lansia. Adapun pendekatan kuantitatif dilakukan dengan wawancara kuisioner terkait pengetahuan PTM dan Sikap pemanfaatan posyandu lansia pada tokoh masyarakat maupun kader kesehatan. Penelitian melibatkan sejumlah 35 responden baik tokoh masyarakat atau kader kesehatan yang memenuhi kriteria inklusi. Rekrutmen berdasarkan informed consent. Pengambilan data wawancara menggunakan kuisioner yang telah dilakukan uji validasi. Analisis data dilakukan menggunakan uji deskriptif untuk menggambarkan variabel pengetahuan serta sikap.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh adalah kurangnya perkaderan pada anggota posyandu lansia, partisipasi lansia laki-laki yang masih rendah, variasi materi dalam isian posyandu lansia masih monoton. Adapun gambaran pengetahuan PTM pada kader kesehatan menunjukkan skor lebih tinggi (27,38) dibandingkan tokoh masyarakat (26,64). Sedangkan skor rerata pemanfaatan posyandu pada tokoh masyakarat adalah 48,55 dan kader kesehatan menunjukkan skor 48,50.


Kesimpulan yang dapat diambil mayoritas tokoh masyarakat maupun kader kesehatan lansia memiliki tingkat partisipasi yang baik dalam pemanfaatan posyandu lansia, serta pengetahuan yang cukup baik terkait PTM. Namun demikian beberapa hambatan dalam pelaksanaan posyandu lansia perlu dievaluasi untuk kontinuitas kegiatan.

Article Details

Section
Articles